Saya
Saya,
saya seorang anak berumur 15 tahun. Seorang anak yang masih bingung, tidak
jelas, dan labil adanya. Saya dilahirkan dalam keluarga sederhana dengan
seoarang ayah dan seorang ibu dan tidak lebih. Kalau lebih berarti itu
merupakan kesalahan ketidaksengajaan yang dibuat oleh ayah atau ibu saya. Saya
akan mengalami pertambahan umur sekitar 1 bulan lagi bertepatan dengan hari
kartini, namun hanya dikurang 15 hari lamanya.
Saya sering dipanggil “bujang”
oleh ibu saya saat beliau bercanda tawa bersama temannya. Entah kenapa aku
dipanggil seperti itu. Sering muncul banyak pertanyaan dibenakku, sebab apa
saya dipanggil seperti itu, mungkin karena pertambahan umur atau mungkin
perubahan fisik yang tampak pada diri saya.
Benak saya juga sering
bertanya-tanya, Dari manakah asalku sebenarnya. Saat ditanya tentang itu saya
bingung harus menjawab seperti apa karena saya dilahirkan di rumah sakit daerah
Bekasi dan ayah saya berasal dari Madura sedangkan Ibu saya berasal dari
Bangka. Benakku juga sering bertanya-tanya, bagaimana mereka bisa bertemu
karena tempat asal mereka sangat berjauhan. Kemudian benakku juga sering
ber-analogi dan membuat pernyataan sendiri bahwa, mungkin mereka bisa bertemu
karena begitu sulitnya hidup ini sehingga mereka harus bekerja di kota
metropolitan yang keji sampai-sampai mereka menemukan jodohnya disini. Tapi ya
namanya jodoh, mau apalagi? Semua juga kan sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa,
mungkin jika ayah dan ibu saya tidak dipertemukan maka tidak terbentuklah saya.
Akhir-akhir ini jika saya ditanya tentang hal itu saya tidak akan menjawab saya
berasal dari Bekasi, karena akhir-akhir ini Bekasi sering dicemooh sebagai kota
yang panas, macet, padat, dan kotor. Menurut saya pandangan Kota Bekasi di mata
orang-orang sudah jelek. Oleh karena itu Bekasi sangat bertolak belakang dengan
saya yang dingin, bersih dan ganteng. Walaupun hanya ibu saya yang berkata
seperti itu, setidaknya saya merasa bangga.
Ayah saya berlatar
belakang berbeda dengan ibu saya. Namun, saya sangat senang karena kedua
keluarga saya dapat bersatu. Ayah saya masih memiliki clurit dan keris kecil
yang mengerikan dan ibu saya sangat cerewet serta memiliki sifat galak yang
mengerikan. Untungnya jika ibu saya marah, ia tidak memakai clurit yang
dimiliki ayah saya, jika itu terjadi maka ini mengeri-ngerikan keluarga saya.
Ayah dan ibu saya
sama-sama berketurunan Tionghoa, keduanya sama-sama beragama Kristen walaupun
masih erat dengan tradisinya. Salah satu tradisinya yaitu merayakan hari raya
Imlek yang jatuh pada tanggal 19 Februari, belum lama ini. Saya sangat gembira
jika sudah mendekati hari Imlek, yang saya tunggu bukan hari rayanya namun saya
tunggu merupakan …… . (sengaja saya tidak isi karena saya yakin anda tahu dan
juga menunggu hal itu. Saya yakin benak anda tidak akan bertanya-tanya tentang
hal ini, begitupun juga saya.)
Saat hari Imlek saya
bertanya dan berbagi cerita kepada seorang teman saya “Berapa penghasilanmu
hari ini?” sontak ia langsung menjawab bahwa jika digabung dengan adiknya maka
sanggup untuk membeli motor. Saya tercengang waktu mendengarnya karena
penghasilan yang saya dapatkan saja tidak cukup untuk membeli sebuah sepeda,
apalagi kalau sebuah motor. Namun teman saya langsung menjawab “Maksudnya mah
motor-motoran=))” Haduh, lebur sudah perasaan saya dan langsung saya tertawa.
Kedua orangtua saya
sama-sama humoris, mereka suka bercanda dan membuat orang tertawa, walaupun
bercandanya ibu saya kadang tidak lucu. Saya punya seorang kakak dan seoarang
adik yang keduanya perempuan, tidak ganteng seperti saya. Hal itu juga yang
meyakinkan bahwa diri saya ganteng karena dikeluarga saya, saya adalah seorang
anak yang paling ganteng. Kalau ayah saya, sebelas sembilanbelas dari saya,
maksudnya saya sembilanbelasnya. Ibu saya menyimpan foto ayah saya sewaktu
masih muda, benakku bertanya dan mulutku akhirnya bertanya. Ibuku menjawab
bahwa ayah saya memang ganteng mirip seperti saya, tapi itu dulu, sekarang ayah
saya tidak gantehng. Kemudian benakku ketakutan dan membuat pernyataan bahwa
jika ayah saya mirip seperti saya maka jika saya tua nanti, saya akan dikata tidak ganteng
lagi dong.
Saya adalah “anak serba
lama”. Saya merasa semua yang dikerjakan oleh saya serba lama. Mulai dari
makan, pergi ke sekolah, mandi, bahkan tidur. Di kalangan keluarga dan teman
saya, saya merupakan orang yang paling lama makan. Jika teman-teman saya sudah
membayar makanannya, saya baru mulai makan. Saya juga lama dalam melakukan
sesuatu, mungkin itu juga merupakan penyebab saya sering telat pergi ke
sekolah. Saya lama jika mandi, sampai ibu saya sering memarahi karena saya lama
saat mandi, hal ini merupakan salah satu hal mengerikan dari ibu saya. Saya
juga lama dalam olahraga tidur. Entah kenapa apa yang terjadi pada diri saya,
sehingga saya membutuhkan waktu 9-10 jam untuk tidur. Sampai-sampai saya sering
dipanggil “kebo” oleh teman saya. Salah satu resolusi 2015 saya yaitu berubah
agar semuanya lancar yaitu menjadi “anak serba cepat”
Hal lucu yang tidak
menggembirakan yang saya alami terakhir yaitu jatuh. Jatuh yang dialami saya
bukan sembarang jatuh namun hal ini terjadi karena ketidaksengajaan dan
kecerobohan saya. Saya terjatuh saat membawa sepeda motor saya dari rumah teman
saya. Kebetulan jalan yang saya tempuh agak licin akibat bekas guyuran hujan.
Didepan saya ada motor yang tiba-tiba nge-rem mendadak, sontak sayalangsung
kaget dan tanpa sengaja saya menarik rem kanan yaitu rem pada roda depan
padahal biasanya saya selalu menarik rem kiri yaitu rem roda belakang motor
saya. Saya langsung terjatuh ke kanan dan saya membonceng seorang teman saya.
Helm saya langsung terlepas dari kepala saya dan bagian mulut saya terbentur
aspal maka satu dari gigi saya mengeluarkan diri dari gigi-gigi yang lain. Luka
darah dan memar pada sikut kanan, kuku kelingking jari kanan, lutut kanan, dan jempol
kaki kanan saya.
Saya merasa bahwa saya
tidak apa-apa jika luka-luka karena hanya perih yang saya tahan. Namun, jika
harus kehilangan gigi saya, saya tidak rela! Sewaktu saya merasa bahwa gigi
saya telah tiada, saya sangat kaget, bingung, dan tercengang. Bayangkan, saya
masih berumur 15 tahun dan perjalanan hidup saya masih panjang, saya tidak tahu
lagi harus berkata-kata seperti apa. Saya yang tidak laku semakin tidak laku
karena patahnya gigi saya.
Benakku sudah
kehilangan pertanyaan, untung saja tidak kehilangan ingatan dan untung saja
tidak ada luka dalam pada tubuh saya, hanya pegal dan linu. Saya merasa malu
pada diri saya sendiri. Padahal teman dibelakang saya telah memberitahu
hati-hati karena pertigaan didepan saya, namun saya mengecohkannya. Saya sangat
kapok dan meminta maaf kepada keluarga saya karena telah membebani, serta
kedepanya saya harus sangat berhati-hati dalam mengendarai apapun terutama
motor. Ayah saya berkata mungkin ini
karena emosi saya yang masih labil karena masih remaja dan memang salah saya
karena saya ceroboh saya mengendarai dengan bawaan terburu-buru. Saya khilaf
dan saya berdoa ini merupakan kejadian terakhir dalam hidup saya.
Masih banyak cerita
namun saya harus undur pamit karena jika cerita dilanjutkan, cerita bisa
berakhir seribu tahun lamanya dan kebetulan memang kata yang dibutuhkan seribu
kata hehehe. Sekian cerita pendek dari saya oleh saya karena saya dan bukan
untuk saya. TerimaKasihJ -Saya
mantjay!!
BalasHapusCie yang jadi calon waketos
BalasHapus